Akhirnya kita telah melewati tahun 2013 dan menyambut tahun baru 2014. Banyak hal yang terjadi di tahun 2013 ini, baik itu hal yang menyenangkan maupun menyedihkan. Tentu semua itu harus kita tinggalkan dan menatap tahun 2014 agar lebih baik dari tahun 2013. Dari semua hari-hari besar sepanjang tahun 2013, hari yang paling menarik dan paling ditunggu adalah hari Selasa tanggal 31 Desember 2013 yang lalu. Bukan hari besar ataupun hari untuk memperingati suatu hal, tapi hari ini bisa disebut istimewa. Itu karena di hari ini biasanya orang-orang berkumpul dalam satu tempat yang ramai, tidak memandang suku, ras dan agama bergadang semalaman hanya untuk menunggu jam berdentang tanda bergantinya hari.
Menarik bukan? Coba kalau misalnya hari Raya Idul Fitri, kan paling cuma orang-orang yang beragama Islam saja yang menyambutnya, sedangkan orang-orang yang beragama lain paling hanya mengucapkan selamat atau sekedar menghormati saja. Tapi kalau kalau hari Selasa tanggal 31 Desember ini dapat menyatukan semua orang dari berbagai kalangan, berbagai suku, ras dan agama, dalam satu tempat pula. Istimewa banget kan?
Dari istimewanya hari ini, banyak pula fakta-fakta tentang malam pergantian tahun khusunya di Indonesia. Karena di Indonesia mempunyai 5 agama yang sah untuk dianut sehingga ada beberapa malam tahun baru, langsung saja simak sebagai berikut.
1. Merayakan malam pergantian tahun sesuai tradisi dan agama
Negeri Indonesia ini mempunyai banyak sekali suku bangsa dibanding negara-negara lain. Oleh karena itu setiap suku dan daerah mempunyai tradisi dalam menyambut malam pergantian tahun. Misalnya pada malam tahun baru Islam, masyarakat Jawa umumnya melakukan ritual tirakatan, lek-lekan ( tidak tidur semalam suntuk ), dan tuguran ( perenungan diri sambil berdoa ). Atau juga malam tahun baru Imlek yang juga memiliki tradisi dalam merayakannya.
2. Merayakan malam pergantian tahun Masehi bukan di daerahnya sendiri
Banyak diantara kita yang sudah merencanakan akan liburan dan merayakan malam tahun baru dimana. kebanyakan juga memilih ke luar kota, sehingga daerah tujuan wisata yang setiap hari-hari biasa lalu lintasnya selalu lancar. saat menjelang malam pergantian tahun pasti disesaki wisatawan dari luar daerah dan lalu lintas pun macet. Jadi orang Bandung merayakan tahun baru di Jakarta dan orang Jakarta lebih memih merayakan tahun baru di Bandung. Kebanyakan dari kita seperti itu, kita datang kerumahnya malah dia kerumah kita. Mungkin ini sebagai solusi agar di daerah tersebut tidak terlalu macet. Coba bayangkan jika orang Yogyakarta tidak liburan sedangkan orang dari luar daerah terus berdatangan, bisa-bisa macetnya 2 kali lebih parah dari Jakarta.
3. Merayakan malam tahun baru dengan konvoi sepeda motor
Ini sebetulnya kebiasaan yang tidak patut ditiru. Coba bayangkan orang-orang yang ingin merayakan malam tahun baru kan banyak, malah ditambah konvoi mau lewat. Bisa terbayang kan lalu lintasnya seperti apa jadinya. Kalau konvoinya baik dan memperindah suasana masih bisa di tolerir, tapi kalau konvoinya urakan ya jelas mengganggu ketertiban dan kenyamanan lah. Misalnya konvoi yang sepeda motornya mempunyai knalpot bising, atau yang lebih ekstrim knalpotnya dicopot untuk menghasilkan suara kebisingan yang ekstra. Saya yakin banyak yang seperti ini di daerah-daerah, tak terkecuali daerah saya sendiri. Bagaimana perasaan anda kalau sudah begitu, lalu lintas sudah macet malah ditambah dengan kebisingan yang luar biasa. Pasti menjengkelkan, tapi kata si pelaku konvoi biar ramai katanya. Ramai apanya? ramai kalau ramainya tertib kan lebih enak dan sedap dipandang mata, seperti di luar negeri gitu. Bisa-bisa kita tidak bisa sampai ketempat tujuan sampai tahun berganti.
4. Pemerintah yang tidak menyediakan pesta kembang api
Bagaimana rasanya malam tahun baru tanpa kembang api? Tapi pemerintah daerah di Indonesia tidak pernah menampilkan pesta kembang api di malam tahun baru. Paling cuma sedikit kembang api di panggung hiburan saja di tambah kembang api dari para penonton. Jadi tidak ada tempat khusus yang menampilkan kembang api. Misalnya saja pada malam tahun baru di Monas akan ada pesta kembang api dan pengunjung dilarang membawa kembang api. Tapi kembang apinya meriah seperti di Sydney itu, kembang api ada disetiap sudut kota dan jembatan. Jadi walau pengunjung dilarang membawa kembang api, tapi pengunjung dapat menikmati pesta kembang api yang meriah. Mungkin alasan pemda tidak pernah menyediakan pesta kembang api dimalam tahun baru karena lebih baik anggarannya digunakan untuk mensejahterakan masyarakatnya. Kalau masyarakat Sydney kan memang negaranya sudah maju, jadi pemerintahnya dapat menghambur-hamburkan uang untuk membuat pesta kembang api yang meriah.
5. Kebiasaan menghadiri pesta tahun baru yang telah berubah
Kenapa saya bilang berubah? Akhir-akhir ini beberapa pemerintah daerah telah membuat Car Free Night untuk menyambut pesta tahun baru. Artinya tidak boleh ada kendaraan bermotor di area yang sudah ditentukan. Artinya lagi kita tidak bisa menggunakan kendaraan bermotor saat akan menghadiri pesta tahun baru. Mungkin bagi yang sudah terlanjur membawa kendaraan bermotor bisa memarkirkan kendaraannya. Tapi alangkah baiknya kita berangkat menggunakan sepeda saja atau jala kaki bagi yang rumahnya dekat dengan tempat acara. Peraturan pemerintah ini berhasil membuat kebiasaan masyarakat yang tadinya menggunakan kendaraan untuk konvoi, dan lebih memilih untuk menikmati panggung hiburan yang telah disediakan pemerintah atau swasta. Tentu keadaan ini sangat positif bagi kelangsungan pesta tahun baru, selain tertib dan nyaman karena tidak adanya kendaraan bermotor juga bisa mengurangi polusi saat malam pergantian tahun.
Itulah beberapa fakta tentang perayaan malam tahun baru di Indonesia yang berbeda-beda. Terimakasih sudah mampir di blog saya. jangan lupa 1 klik g+1 dari sobat untuk kemajuan blog ini.
> Berkomentarlah sesuai dengan topik yang dibahas
> Jangan memberi link aktif saat berkomentar
> Dilarang promosi suatu produk saat berkomentar
> Gunakan ID saat berkomentar
> Selamat berkomentar dan terimakasih karena telah berkomentar